Senin, 23 Desember 2013

LAPORAN PADA SEDIAAN SIRUP


TUGAS PRAKTIKUM SEDIAAN SEMISOLIDA





Disusun oleh
FOMELA ANDINI
NIM.1250054
KELOMPOK 1 B3
SEMESTER III

AKADEMI FARMASI AL-FATAH
BENGKULU
2013


 
SIRUP

SEDIAAN SIRUP
            Dalam Farmakope Indonesia edisi III,Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa. Kecuali dinyatakan lain,kadar sakarosa,C12H22O11,tidak kurang dari 64,0% dan tidak lebih dari 66,0%.Sirup adalah sediaan pekat dalam air dari gula atau perngganti gula dengan atau tanpa penambahan bahan pewangi dan zat obat (Ansel, 1989)
Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain yang berkadar tinggi (sirop simpleks adalah sirop yang hampir jenuh dengan sukrosa). Kadar sukrosa dalam sirop adalah 64-66% , kecuali dinyatakan lain (Syamsuni, 2007). Sirop adalah larutan pekat gula atau gula lain yang cocok yang di dalamnya ditambahkan obat atau zat wewangi, merupakan larutan jerni berasa manis. Dapat ditambahkan gliserol, sorbitol, atau polialkohol yang lain dalam jumlah sedikit, dengan maksud selain untuk menghalangi pembentukan hablur sakarosa, juga dapat meningkatkn kelarutan obat (Anonim, 1978).





Komponen sirup
            Sebagian besar sirup-sirup mengandung komponen-komponen berikut didamping air murni dan semua zat-zat obat yang ada:
  1. Gula, biasanya sukrosa atau pengganti gula igunakan untuk memberi rasa manis dan kental 
  2. Pengawet anti mikroba. Diantara pengawet-penagawet yang umum digunakan sebagi sirup denga konsentrasi lasim yang efektif adalah : asam benzoat (0,1-0,2 %), natrium benzoat (0,1-0,2 %) dan berbagi campuran metil-,profil,dan butil paraben (total ± 0,1 %). Sering kali alkohol digunakan dalam pembuatan sirup untuk membantu kelarutan bahan-bahan yang larut dalam alkohol, tetapi secara normal alkohol tidak ada dalm produk akhir dalm jumlah yang dianggap cukup sebagai pengawet (15-20 %). 
  3. Pembau 
  4. Pewarna. Untuk menambah daya tarik sirup, umumnya digunakan zat pewarna yang berhubungan dengan pemberi rasa yang digunakan ( misalnya hijau untuk rasa permen, coklat untuk rasa coklat dan sebaginya). Pewarna yang digunakan umum larut dalam air, tidak bereaksi dengan komponen lain dari sirup, dan warna stabil pada kisaran pH dan dibawah cahaya yang intensif sirup tersebut mungkin menjadi enounter selama masa penyimpanan. 
 Perasa. Hampir semua sirup disedapkan dengan pemberi rasa buatan atau bahan-bahan yang berasal dari alam seperti minyak-minyak menguap (contoh : minyak jeruk), vanili dan lain-lainnya. Untuk membuat sirup jamin yang sedap rasanya. Karena sirup adalah sediaan air, pemberi rasa ini harus mempunyai kelarutan dalam
  1. air yang cukup. Akan tetapi, kadang-kadang sejumlah kecill alkohol ditambahkan kesirup untuk menjamin kelangsungan kelarutan dari pemberi rasa yang kelarutannya dalam air buruk. 
  2. Biasanya  untuk untuk sirup yang dibuat dalam perdagangan,mengandung pelarut-pelarut khusus,pembantu kelarutan,kental,dan stabilisator.
   JENIS-JENIS SIRUP
1.Sirup simplek: mengandung 65% gula dengan larutan nipagin 0.25% b/v
2.Sirup obat  : mengandung 1 jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan dan di gunakan untuk pengobatan 
3.Sirup pewangi  : tidak mengandung obat tetapi mengandung zat pewangi  atau zat penyedap lain 
                                                                                                                                                                                                                         Keuntungan
1.      Sesuai untuk pasien yang sulit menelan (pasien usia lanjut, parkinson, anak - anak).
2.    Dapat meningkatkan kepatuhan minum obat terutama pada anak - anak karena rasanya lebih enak dan warna lebih menarik.
3.      Sesuai untuk yang bersifat sangat higroskopis dan deliquescent.

Kerugian
1.      Tidak semua obat ada di pasaran bentuk sediaan sirup.
2.      Sediaan sirup jarang yang isinya zat tunggal, pada umumnya campuran/kombinasi beberapa zat berkhasiat yang kadang-kadang sebetulnya tidak dibutuhkan oleh pasien. Sehingga dokter anak lebih menyukai membuat resep puyer racikan individu untuk pasien.
3.     Tidak sesuai untuk bahan obat yang rasanya tidak enak misalnya sangat pahit (sebaiknya dibuat kapsul), rasanya asin (biasanya dibentuk tablet effervescent).
4.      Tidak bisa untuk sediaan yang sukar larut dalam air (biasanya dibuat suspense atau eliksir). Eliksir kurang disukai oleh dokter anak karena mengandung alcohol, suspense stabilitasnya lebih rendah tergaantung ormulasi dan suspending egent yang digunakan.
 
5.   Tidak bisa untuk bahan obat yang berbentuk minyak (oily, biasanya dibentuk emulsi yang mana stabilitas emulsi lebih rendah dan tergantung formulasi serta emulsifying agent yang digunakan).
6.   Tidak sesuai untuk bahan obat yang tidak stabil setelah dilarutkan (biasanya dibuat sirup kering yang memerlukan formulasi khusus, berbentuk granul, stabilitas setelah dilarutkan haInya beberapa hari).
7.      Harga relatif mahal karena memerlukan formula khusus dan kemasan yang khusus pula.
Cairan untuk sirup, dimana gulanya akan dilarutkan dapat dibuat dari:
1.Aqua destilata: untuk sirupus simplex.
2.Hasil-hasil penarikan dari bahan dasar:
a. Maserat misalnya sirupus Rhei
b. Perkolat misalnya sirupus Cinnamomi
c. Colatura misalnya sirupus sanae
d. Sari buah misalnya rubi idaei
3. Larutan atau campuran larutan bahan obat misalnya: methdilazina hydrochloride sirupus, sirup-sirup dengan nama paten misalnya: yang mengandung campuran vitamin.
CARA PEMBUATAN SIRUP
1.          Buat cairan untuk sirup
2.         Panaskan tambahkan gula, jika perlu didihkan hingga larut
3.        Tambahkan air mendidih secukupnya hingga di peroleh bobot yang di kehendaki
4.        Buang busa yang terjadi dan serkai.
Pada pembuaan sirup dari simplisia yang mengndung glikosida antrakinon di tambahkan sejumlah 10% bobot simplisia. Kecuali di nyatakan lain, pada pembuatan sirup simplisia untuk persediaan di tambahkan   metil paraben 0,25% b/v atau pengawet lain yang cocok.
Kadar gula dalam sirup pada suhu kamar maksimum 66% sakarosa, bila lebih tinggi akan terjadi pengkristalan, tetapi bila lebih rendah dari 62% sirup akan membusuk.
Pada penyimpanan dapat terjadi inverse dan sakarosa (pecah menjadi glukosa dan fruktosa) dan pada sirup yang bereaksi asam inverse dapat terjadi lebih cepat. Pemanasan sebaiknya dihindari karena pemanasan akan menyebabkan terjadinya gula invert.
Gula invert adalah gula yang terjadi karena penguraian sakarosa yang memutar bidang polarisasi kekiri.
Gula invert tidak dikehendaki dalam sirup karena lebih encer sehingga mudah berjamur dan berwarna tua (berbentuk karamel), tetapi mencegah terjadinya oksidasi dari bahan obat. Kadang-kadang gula invert dikehendaki adanya misalnya dalam pembuatan sirupus iodeti ferrosi, hal ini disebabkan karena sirup merupakan media yang mereduksi, mencegah bentuk ferro menjadi bentuk ferri.
Gula invert disini dipercepat pembuatannya dengan memanaskan larutan gula dengan asam sitrat. Pada sirup yang mengandung sakarosa 62% atau lebih, sirup tidak dapat ditumbuhi jamur, meskipun jamur tidak mati. Bila kadar sakarosa turun karena inversi, maka jamur akan tumbuh. Bila dalam resep, sirup di encerkan dengan air dapat pula di tumbuhi jamur. Untuk mencegah sirup tidak menjadi busuk, dapat di tambahkan bahan pengawet misalnya nipagin.
Bila cairan hasil sarian mengandung zat yang mudah menguap maka sakarosa di larutkan dengan pemanasan lemah dan dalam botol yang tertutup, seperti pada pembuatan thymin sirup dan thymin composites sirupus, aurantii corticis sirupus. Untuk cinnamomi sirupus sakarosa di larut tanpa pemanasan.
Melarutkan bahan – bahan dengan bantuan pemanasan.
Melarutkan bahan – bahan dengan pengadukan tanpa pemanasan.
Penambahan sukrosa pada cairan obat yang dibuat atau pada cairan yang diberi rasa.
Perkolasi dan Maseras

1.   Larutan yang dibuat dengan pemanasan
Sirup yang dibuat dengan cara ini apabila:
a. dibutuhkan pembuatan sirup secepat mungkin.
b. komponen sirup tidak rusak atau menguap oleh panas.
Pada cara ini umumnya gula ditambahkan ke air yang dimurnikan, dan panas digunakan sampai larutan terbentuk.
Contoh : Sirup akasia, Sirup cokelat
.
2.  Larutan yang diaduk tanpa bantuan panas
Menghindari panas yang meransang inverse sukrosa
Proses ini memakan waktu lebih lama
mempunyai kestabilan yang maksimal.
Bila bahan padat akan ditambahkan ke sirup, yang paling baik adalah melarutkannya dalam sejumlah air murni dan kemudian larutan tersebut digabungkan ke dalam sirup.
Contoh: Sirup ferro Sulfat.
3. Penambahan sukrosa ke dalam cairan obat/cairan pemberi rasa
Adakalanya cairan obat seperti tinktur atau ekstrak cair digunakan sebagai sumber obat dalam pembuatan sirup.
Banyak tingtur dan ekstrak seperti itu mengandung bahan – bahan yang larut dalam alcohol dan dibuat dengan pembawa beralkohol atau hidroalkohol.
Jika komponen yang larut dalam alcohol dibutuhkan sebagai bahan obat dalam suatu sirup, beberapa cara kimia umum dapat dilakukan agar bahan – bahan tersebut larut di dalam air. Akan tetapi apabila komponen yang larut dalam alcohol tidak dibutuhkan, komponen – komponen tersebut umumnya dihilangkan dengan mencampur tinktur atau ekstrak tersebut dengan air, campuran dibiarkan sampai zat – zat yang tidak larut dalam air terpisah sempurna, dan menyaringnya dari campuran. Filtratnya adalah cairan obat yang kepadanya kemudian ditambahkan sukrosa dalam sediaan sirup. Pada kondisi lain, apabila tingtur dan ekstrak kental dapat bercampur dengan sediaan berair, ini dapat ditambahkan langsung ke sirup biasa atu sirup pemberi rasa sebagai obat.
Contoh sirup yang dibuat dengan cara ini adalah : Sirup Senna.


      CARA MENJERNIHKAN SIRUP
Adabeberapa cara menjernihkan sirup:
  1. Menambahkan kecocokan zat putih telur segera pada siru. Didihkan sambil diaduk, zat putih telur akan menggumpal karena panas
  2. Menambah bubur kertas saring lalu didihkan dan saring kotoran sirup akan melekat ke kertas saring.
       CARA MEMASUKAN SIRUP KE DALAM BOTOL
Penting untuk kestabilan sirup dalam penyimpanan, supaya awet (tidak berjamur) sebaiknya      sirup di simpan dengan cara:
  1. Sirup yang sudah dingin di simpan dalam wadah yang kering. Tetapi pada pendinginan ada kemungkinan terjadinya cemaran sehingga terjadi juga penjamuran.
  2. Mengisikan sirup panas-panas kedalam botol panas (karena sterilisasi) sampai penuh sekali sehingga ketika disumbat dengan gabus terjadi sterilisasi sebagian gabusnya, lalu sumbat gabus dicelup dalam lelehan paraffin solidum yang menyebabkan sirup terlindung dari pengotoran udara luar.
  3. Sterilisasi sirup, di sini harus di perhitungkan pemanasan 30 menit apakah tidak berakibat terjadinya gula invert.
Maka untuk kestabilan sirup, FI III juga menulis tentang penambahan metil paraben 0,25% atau pengawet lain yang cocok.
Dari tiga cara memasukan sirup ke dalam botol ini yang terbaik dalah cara ketiga

     PENETAPAN KADAR SAKAROSA
1.          Timbang seksama  ±25 gram sirup dalam labu terukur 100 ml, tambahkan 50 ml air dan sedikit larutan alumunium hidroksida p. Tambahkan larutan timbale (II)  sub asetat p tetes demi tetes hingga tetes terakhir tidak menimbulkan kekeruhan.
2.         Tambahkan air secukupnya hingga 100,0 ml saring, buang 10 ml filtrat  pertama. Masukkan ± 45,0 ml filtrate kedalam labu terukur 50 ml, tambahkan campuran 79 bagian volume asam klorida p dan 21 bagian vol, air secukup hingga 50,0 ml. Panaskan labu dalam penangas air pada suhu  antara 68º dan 70ºC selama 10 menit, dinginkan dengan cepat sehingga suhu lebih kurang 20ºC.
3.        Jika perlu hilangkan warna dengan menggunakan tidak lebih dari 100 mg arang penyerap.
4.       Ukur rotasi optic larutan yang belum di inverse dan sesudah inverse menggunakan tabung 22,0 cm pada suhu pengukur yamg sama antara 10º dan 25ºC. Hitung kadar dalam %  dengan rumus:
C   = Kadar sacharosa dalam %
=  Rotasi optic larutan yang belum di inversi
=  Rotasi optic larutan yang sudah di inverse
=  Suhu pengukur


DAFTAR PUSTAKA

1.      Farmakope Indonesia Edisi III  1979
2.      www.dasar materi pembuatan sirup.co.id
3.      Anonim.1978 dasar materi sirup (http;pharmacy Sediaan detail.16.663)



 CONTOH RESEP PADA SEDIAAN SIRUP


R/OBH FM FLS 1 60 ml
Adde
GG III Tab
Mf. Syr 100 ml
Stdd cth 1
Pro: Fomela (9thn)

FO : OBH FM ( Iso halaman 311)
        R/Glycrrhizae succus 100 mg
             Efedrin HCL 5mg
             CTM 2 mg
             NH4cl 40 mg
             PCT 120 mg
FO : GG ( FORNAS 142)
         R/GG 100 mg


JUMLAH SENDOK : 60/5 = 12 SENDOK

Pengenceran : CTM  40 Mg
           Timbang CTM 50 Mg
                     Air            5cc
                                      5cc
Yang diambil 40/50x 5cc = 4ml
Sisa i ml






D
TM
KHASIAT
KELARUTAN
DAPUS

W

G
G
W


G

-


50/150

-/40mg
-/8 gr



-

Expektoran

Spasmolitikum
Antihistamin
Anti ekspektoran
Analgeti , antipirektik
Ekspektoran


LARUT DALAM ETANOL
LARUT DALAM 4 BAG AIR
LARUT DALAM AIR
FI
EDISI
III
ISO
VOL 47


KR/ : Nama dokter
                Alamat pasien
                SIK , SIP , JP
OB/OK : Efedrin (OK)
                    GG (OK)
                    CTM (OK)
OTT : NH4CL
USUL :-
PB :

Glicyriizaesuccus : 100/5mlx100ml = 2000mg
Efedrin                   : 5 / 5ml x 100 ml = 100 mg
CTM                        :2mg / 5ml x100 ml = 40 mg
NH4CL                    : 40 mg/5 ml x 100 ml = 800mg
PCT                         : 120 / 5ml x 100 mg = 0.400 mg
GG                          : 100 Mg x 3Tab = 300 mg

Aqua dest = 100 ml –( 2+ 0,1 + 0,04 +0.8 + 2,4+ 3,6)
                        = 100 ml – 8,94ml
                        =91,06 ml
                        =91 ml

Nipagin = 0,12/100 x 100 = 0,12 gr = 120 mg

PTM Efedrin 50/150 mg
I x P = 9/20x 50mg = 22,5 mg
I x H = 9/20 x 150 = 67,5 mg


Dalam R/

I X P = 0,1 : 12 = 0,008 = 8mg
I X H = 0,008 x 3 = 0,24 = 24 mg   TOD

è PTM CTM -/ 40 mg
I x P = -
I x H = 9/20 x 40 mg = 18 mg
 è DALAM R/
 I x P = 0,04 : 12 = 0.003 =3  mg
I x H = 0,003 x 3 = 0,009 = 4 mg    TOD

è PTM NH4CL -/ 8gr
I  x P = -
I x H = 9 / 20 x 8000 = 3600 mg

èDALAM  R/
I x P = 0,8 : 12 = 0,06= 60 mg
I x H = 0,06 x 3 = 0,18 = 180 mg  TOD

è CPR

     1.      TSB ( Kalibrasi botol )
     2.      Gerus glyrrhizae succus didalam lumpang lalu tambahkan air sama banyak gerus ad larut.
     3.      Masukan NH4CL dalam erlenmeyer (+) air sama banyak goyang ad larut masukan dalam lumpang gerus ad homogen
     4.      Buat nivagin dalam wadah (+) air panas ad larut (+) dalam lumpang gerus ad homogen lalu (+) efedrin (+) Ctm gerus (+) Pct gerus (+) GG gerus (+) Sisa Aq.dest gerus ad homogen .
     5.      Beri etiket putih tandai tiga kali sehari satu sendok teh beri label N1 dan label KD
     6.      OSD
ETIKET LABORATORIUM FARMASETIKA
AKFAR AL-FATAH BENGKULU
APOTEKER : YOSI ERMALENA Ssi . Apt
NO: 1                                                        Tgl : 26 oktober 2013-11-01
 
Pro : fomela ( 9tahun)
‘Tiga kali sehari satu sendok teh ‘

fomela

TIDAK BOLEH DI ULANG
TANPA RESEP BARU DARI DOKTER

KOCOK DAHULU






4 komentar:

  1. terima kasih artikel anda sudah sangat membantu saya

    BalasHapus
  2. TITAN HEAD HEADS - Titanium Frames
    The TITAN HEADS for TINIC does titanium set off metal detectors VIDEO titanium max PRODUCTION is the top of the line titanium vs steel of video game accessories for the high-end consumer. This special titanium symbol edition nano titanium ionic straightening iron 3 piece $43.95 · ‎In stock

    BalasHapus